NilaiBudaya, Seorang istri hendaknya patuh pada perkataan suami. Hikayat Bayan Budiman adalah hikayat Melayu yang menyadur kisah berbingkai dari India, Sukasaptati. Penulis hikayat ini sendiri mengambil adaptasi yang berasal dari Persia. Menurut teks, terjemahan dari Persia dilakukan oleh Kadi Hassan pada 773 H (1371 M). Adapunkarakteristik hikayat adalah sebagai berikut. Kemustahilan; Salah satu ciri hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Contoh Hikayat. Hikayat Bayan Budiman. Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama Hikayatini dibuat untuk memenuhi tugas bahasa indonesiaAnggota kelompok:-Albert Brillian -Annisa rahmawati-Haikal Al-fattah -Nanditha Pratiwi -Yesa Enjelina cash. Analisis Hikayat Bayan Budiman ini dibagi menjadi empat bagian. Pada bagian pertama berisikan teks cerita Hikayat Bayan Budiman. Pada bagian kedua berisikan analisis unsur intrinsik hikayat bayan budiman. Bahasan ke tiga yaitu analisis unsur ekstrinsik Hikayat Bayan Budiman. Pada bagian ke empat berisikan cerita singkat atau sinopsis dari hikayat bayan budiman. Berikut ini adalah teks hikayat bayan budiman. 1. Teks Cerita Hikayat Bayan Budiman Teks cerita hikayat bayan budiman ini ditulis dalam bentuk bahasa melayu. Untuk memudahkan kalian dalam membaca dan memahami isi cerita hikayat bayan budiman maka terdapat pula naskah teks hikayat bayan budiman yang ditulis menggunakan bahasa Hikayat Bayan Budiman Bahasa Melayu Sebermula ada saudagar dinegara Ajam. Khojan Mubarak namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranak istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun. Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia dipinangkan dengan anak saudagar yang amat kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab. Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan jantan. maka beberapa dari itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu dibawanya kerumah dan ditaruhnya hampir sangkaran bayan juga. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan dilaut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah ia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubay-hubaya jangan tiada, karena fitnah didunia amat besar lagi tajam daripada senjata. Hatta beberapa lama ditinggal suaminya, ada anak raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka, pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasehatlah di perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. Lalu, Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura-pura tidur. Maka bayan pun berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja. Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, maka ujarnya, “Aduhai Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah diatas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan pergi, karena sudah dinanti anak araja itu. Apatah dicara oleh segala mausia disunia ini selain martabat, kesabaran dan kekayaan? Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.” Maka berkeinginanlah istri Kojan Maimun untuk mendengarkan cerita itu. Maka bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperalalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka diberilah cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab insyaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang dari Hikayat Bayan Budiman Bahasa IndonesiaDahulu kala, saudagar di negara Ajam yang bernama Khojan Mubarok, sangat kaya, tetapi beliau tidak mempunyai anak. Tak lama setelah beliau berdoa kepada Tuhan, lalu saudagar Mubarok pun mempunyai seorang anak laki- laki dari istrinya yang diberi nama Khojan Khojan Maimun berusia lima tahun, ayahnya menyerahkan kepada guru-guru untuk mengajarinya mengaji. Saat umurnya lima belas tahun, Khojan Maimun dinikahkan dengan saudagar kaya, sangat cantik, bernama Bibi lama saat Khojan Maimun telah mempunyai istri, beliau membeli seekor burung bayan jantan dan dia juga membeli tiung betina, lalu dibawa ke rumah dan ditaruh satu tempat dengan seekor suatu hari, Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu Beliau meminta izin kepada istrinya. Sebelum Beliau pergi, beliau berpesan kepada istrinya, jika ada suatu pekerjaan, bermusyawarahlah dengan kedua unggas lama ditinggal oleh suaminya, ada anak dari Raja Ajam yang sedang berkuda, lalu, melihat wajah Bibi Zainab yang sangt cantik. Mereka akan berkencan tetapi melalui seorang perempuan tua. Pada suatu malam, Bibi Zinab pamit kepada burung tiung untuk menemui anak raja itu, tetapi burung tiung mengatakan bahwa perbuatannya telah melanggar aturan Allah Bibi Zainab marah dan dikeluarkan burung tiung itu dari sangkarnya dan burung tiung itu Bibi Zainab pun meminta izin kepada burung bayan yang sedang berpura- pura tertidur, bayan pun berpura- pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab yang ingin pergi menemui anak raja itu. Bayan pun berfikir, bila ia menjawab seperti burung tiung maka ia juga akan mati. Setelah ia berfikir, ia berkata, “Aduhai, Siti yang berwajah baik, segeralah pergi menemui anak raja itu. Jika pekerjaan tuan tidak baik melakukan kejahatan, Insya Allah diatas kepala hamba yang menanggungnya. Baiklah, jika tuan akan pergi, karena tuan sudah di nanti anak raja itu. Apakah yang dicari semua manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Tuan seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuan istri saudagar.Maka, Bibi Zainab berkenan untuk mendengarkan cerita pun bercerita kepada Bibi Zainab dengan maksud supaya beliau dapat melupakan perempuan itu seorang perempuan tua.Setiap malam, Bibi Zainab yang berkeinginan mendapatkan anak raja dan setiap berpamitan dengan bayan, maka bayan memberinya cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita. Akhirnya, Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya pulang dari rantauannya. 2. Unsur Intrinsik Hikayat Bayan BudimanUnsur intrinsik hikayat dapat diartikan sebagai unsur-unsur yang terdapat di dalam struktur teks cerita hikayat khususnya pada cerita hikayat bayan budiman itu sendiri. Unsur intrinsik hikayat bayan budiman dapat dijelaskan berdasarkan beberapa aspek unsur intrinsik unsur intrinsik hikayat tersebut berupa apa tema hikayat bayan budiman, pengaturan alur cerita hikayat bayan budiman, pembabakan alur cerita hikayat bayan budiman, pengaturan latar cerita hikayat bayan budiman, tokoh dan penokohan dalam cerita hikayat bayan budiman, bagaimana sudut pandang pengarang dalam cerita hikayat bayan budiman, bagaimana gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam teks hikayat bayan budiman dan yang terakhir adalah apa amanat atau pesan moral yang dapat dipetik dari teks hikayat bayan budiman. Berikut uraian lengkap dari analisis unsur intrinsik hikayat bayan Tema Hikayat Bayan BudimanApakah tema hikayat bayan budiman tersebut? Untuk menjawab hal tersebut, kalian harus membaca dan memahami seluruh alur cerita dari hikayat bayan budiman di atas. Tema dari suatu cerita atau hikayat biasanya terletak pada bagian konflik antar tokoh cerita dan bagaimana konflik cerita tersebut terselesaikan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa tema hikayat bayan budiman adalah kebaikan dan kecerdasan seekor hewan peliharaan burung bayan untuk menasehati istri tuannya agar insyaf dan tidak berperilaku tema tersebut dapat dilihat pada paragraf 4 sampai 8 kutipan hikayat bayan budiman. Pada paragraf-paragraf tersebut terdapat uraian konflik cerita hikayat bayan budiman dan penyelesaian konflik pada cerita hikayat bayan Alur Plot Hikayat Bayan BudimanBagaimanakah alur cerita hikayat bayan budiman? Untuk memahami alur cerita hikayat, kalian juga harus membaca dan mehami seluruh isi pokok tiap paragraf teks dari cerita hikayat bayan budiman di atas. Alur cerita hikayat sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis alur yaitu Alur Maju, Alur Mundur dan Alur Campuran. Untuk definisi jenis-jenis alur cerita hikayat lebih lengkapnya akan kita bahas pada artikel kita lihat bahwa ide pokok tiap paragraf hikayat bayan budiman dituliskan dengan mendeskripsikan kondisi awal mula kelahiran Khojan Maimun. Kemudian Khojan Maimun beranjak dewasa dan menikah dengan seorang puteri bernama Bibi Zainab. Kemudian Khojan Maimun membeli dan memelihara seekor unggas yang bernama Bayan. Khojan Maimun pergi berdagang untuk waktu yang lama dan meninggalkan sang Unggas Bayan bersama Istrinya Bibi Zainab hingga berakhir pada cerita Bibi Zainab yang senantiasa menunggu kepulangan Khojan Maimun dari berdagang. Bahasan ide pokok tiap paragraf hikayat bayan budiman akan ditulis pada artikel yang terpisah karena uraiannya akan panjang. Berdasarkan uraian singkat isi pokok tiap paragraf teks hikayat bayan budiman tersebut, kita bisa menentukan bahwa alur cerita hikayat bayan budiman adalah alur maka saudagar Mubarok pun beranak istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun. Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia dipinangkan dengan anak saudagar yang amat kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab. ... Tahapan Pembabakan Alur Cerita Hikayat Bayan BudimanTahapan pembabakan alur cerita hikayat bayan budiman dibagi menjadi tahapan pengenalan eksposisi atau orientasi, tahap kemunculan konflik rising action, tahap konflik memuncak klimaks atau turning point, tahap konflik menurun antiklimaks dan tahap penyelesaian resolution. Berikut uraian analisis tahapan pembabakan alur cerita hikayat bayan Tahap Pengenalan Eksposition atau OrientasiPada tahap ini menceritakan pengenalan terhadap kehidupan tokoh Khojan Mubarok, Khojan Maimun, Burung Bayan dan Bibi Zainab maupun kondisi awal cerita hikayat bayan budiman. Tahap Pengenalan Eksposition atau Orientasi hikayat bayan budiman terdapat pada teks hikayat bayan budiman paragraf ke-1 dan paragraf ke-2BuktiSebermula ada saudagar dinegara Ajam. Khojan Mubarak namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranak istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun. Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia dipinangkan dengan anak saudagar yang amat kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi ZainabHatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan beberapa dari itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu dibawanya kerumah dan ditaruhnya hampir sangkaran bayan Tahap Kemunculan Konflik Rising ActionTahap ini menceritakan munculnya konflik dalam hikayat bayan budiman berupa Khojan Maimun yang pergi berlayar dan meninggalkan istri bersama hewan peliharaannya. Khojan maimun berpesan kepada istrinya untuk selalu mendiskusikan permasalahan yang dihadapinya kepada dua hewan peliharaannya. saat khojan Maimun sedang berlayar, istri berselingkuh bersama anak raja konflik atau rising action hikayat bayan budiman dapat dilihat pada uraian teks hikayat bayan budiman paragraf ke-3 dan separuh paragraf suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan dilaut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah ia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubay-hubaya jangan tiada, karena fitnah didunia amat besar lagi tajam daripada beberapa lama ditinggal suaminya, ada anak raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan Tahap Konflik Memuncak Turning Point atau KlimaksTahap klimaks dari konflik hikayat bayan budiman yaitu saat Bibi zainab meminta izin untuk pergi menemui anak raja ajam kepada burung tiung piaraan suaminya namun bukannya di izinkan melainkan burung tiung tersebut menasihatinya untuk tidak melakukan hal Zainab marah mendengar hal tersebut dan menghempaskan burung tiung bersama kandangnya hingga burung tiung tersebut mati. Tahapan klimaks konflik hikayat bayan budiman dapat dilihat pada paragraf ke-4 hikayat bayan Maka, pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasehatlah di perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. ... Tahap Konflik Menurun AntiklimaksTahap menurunnya konflih atau antiklimaks hikayat bayan budiman dapat dilihat pada paragraf 5 hingga paragraf 7. Secara singkat tahap antiklimaks hikayat bayan budiman menceritakan usaha burung bayan untuk mencegah istri Khojan Maimun untuk pergi berselingkuh bersama anak Raja Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura-pura tidur. Maka bayan pun berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja. Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan ia sudah berpikir demikian itu, maka ujarnya, “Aduhai Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah diatas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan pergi, karena sudah dinanti anak araja itu. Apatah dicara oleh segala mausia disunia ini selain martabat, kesabaran dan kekayaan? Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.”Maka berkeinginanlah istri Kojan Maimun untuk mendengarkan cerita itu. Maka bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperalalaikan perempuan Tahap Penyelesaian ResolutionTahap penyelesaian resolution hikayat bayan budiman terdapat pada teks hikayat bayan budiman paragraf ke-8. Secara singkat, paragraf tesebut berisikan cerita burung bayan yang berhasil membatalkan niat istri khojan Maimun untuk pergi menemui anak Raja Ajam dan tetap setia kepada Khojan Maimun setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka diberilah cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab insyaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang dari rantauannya. Latar Setting Hikayat Bayan Budiman Bagaimana pengaturan latar cerita hikayat bayan budiman? latar cerita hikayat bayan budiman dibagi menjadi tiga latar yaitu latar tempat, latar waktu dan latar suasana. Berikut uraian latar cerita hikayat bayan Latar Tempat Hikayat Bayan BudimanApa saja latar tempat hikatar bayan budiman? Latar tempat yang digunakan dalam naskah cerita hikayat bayan budiman yaitu di Negeri Ajam dan dirumah ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarak namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, ... paragraf 1Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan beberapa dari itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu dibawanya kerumah dan ditaruhnya hampir sangkaran bayan juga. ...paragraf 2 Latar Waktu Hikayat Bayan BudimanApakah latar waktu hikayat bayan budiman? Latar waktu yang digunakah hikayat bayan budiman yaitu malam hari. Bukti latar waktu hikayat bayan budiman dapat dilihat pada teks hikayat bayan budiman paragraf ke-4 dan paragraf Maka, pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasehatlah di perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. ...... Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka diberilah cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita, ... Latar Suasana Hikayat Bayan BudimanApa latar suasana hikayat bayan budiman? untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalian bisa melihat teks hikayat bayan budiman paragraf ke-1 dan paragraf ke-4. Berdsarkan kutipan paragraf tersebut, dapat disimpulkan bahwa latar suasana hikayat bayan budiman adalah suasana tenang dan suasana tegang. BuktiSebermula ada saudagar dinegara Ajam. Khojan Mubarak namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranak istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun. ... Suasana Tenang... Maka, pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasehatlah di perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. ... Suasana Tegang Tokoh dan Penokohan Hikayat Bayan BudimanTokoh dan penokohan merupakan unsur yang menggambarkan sifat atau karaktersitik yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam cerita hikayat bayan budiman. berikut ini uraian tokoh dan penokohan Tokoh-Tokoh dalam Hikayat Bayan BudimanSiapa saja nama tokoh dalam cerita hikayat bayan budiman? berdasarkan teks hikayat bayan budiman di atas, kita bisa mengetahui bahwa tokoh yang tedapat dalam hikayat bayan budiman berjumlah 6 dalam hikayat bayan budiman yaitu, Khojan Mubarak ayah Khojan Maimun, Khojan Maimun Suami Bibi Zainab, Bibi Zainab istri Khojan Maimun, Anak Raja Ajam serta Burung Bayan dan Burung Tiung Hewan Peliharaan Khojan Maimun. Penokohan dan Watak Tokoh-tokoh Hikayat Bayan BudimanBagaimana penokohan atau watak tiap tokoh hikayat bayan budiman? Penokohan atau watak tokoh dalam hikayat bayan budiman secara umum dapat dibedakan menjadi tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Penjelasan terkait jenis-jenis penokohan dalam teks cerita atau hikayat akan dimuat pada artikel yang protagonis Khojan Maimun, Khojan Mubarak dan TiungTokoh Antagonis Anak Raja Ajam dan Bibi ZainabTokoh Tritagonis BayanBagaimana watak tokoh-tokoh dalam hikayat bayan budiman? Berikut uraian analisis watak tokoh dalam hikayat bayan budiman di atasa. Watak Tokoh Khojan Maimun Penurut, cerdasBukti... Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia dipinangkan dengan anak saudagar yang amat kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab. ...b. Watak Tokoh Bibi Zainab kejam, pemarah, mudah tergodaBukti... Hatta beberapa lama ditinggal suaminya, ada anak raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. ... Maka bernasehatlah di perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. ...c. Watak Tokoh Bayan bijaksana, cerdikBukti... Maka berkeinginanlah istri Kojan Maimun untuk mendengarkan cerita itu. Maka bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperalalaikan perempuan itu. ...... setiap berpamitan dengan bayan, maka diberilah cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab insyaf terhadap perbuatanya ... d. Watak Tokoh Tiung JujurBukti... Maka, pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasehatlah di perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. ...e. Watak Tokoh Khojan Mubarak taat beribadahBukti... Khojan Mubarak namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranak istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun. ...f. Watak Tokoh Anak Raja Ajam tamakBukti... Hatta beberapa lama ditinggal suaminya, ada anak raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. ... Sudut Pandang Hikayat Bayan BudimanSudut pandang yang digunakan pengarang dalam hikayat bayan budiman adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal itu dapat dilihat dari gaya penulisan kata ganti orang ketiga dia, ia, mereka, nya yang di gunakan dalam teks hikayat indera bangsawan. Gaya Bahasa Hikayat Bayan BudimanGaya bahasa yang digunakan di dalam hikayat bayan budiman adalah salah satu dari gaya bahasa majas perbandingan yaitu gaya bahasa setiap berpamitan dengan bayan, maka diberilah cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab insyaf terhadap perbuatanya ... Amanat Hikayat Bayan Budiman Pesan moral atau amanat hikayat bayan budiman secara umum dapat diuraikan sebagai berikutKita harus menjadi orang yang jujur dan setia pada pasanganSeorang istri harus patuh pada suaminyaHarus tawakal dalam menghadapi cobaanJangan mudah tergoda oleh suatu halJangan gegabah dalam mengambil keputusanBersikap pandailah dalam mengontrol emosi dan hawa nafsu 3. Unsur Ekstrinsik Hikayat Bayan BudimanUnsur ekstrinsik hikayat bayan budiman merupkan nilai-nilai di luar isi cerita hikayat bayan budiman yang di ambil oleh penulis dan diterapkan kedalam cerita hikayat bayan budiman. Nilai-nilai hikayat bayan budiman dapat diuraikan menjadi nilai moral, nilai budaya, nilai agama dan nilai pendidikan. Nilai Moral Hikayat Bayan BudimanBerikut ini 3 nilai moral yang terkandung dalam teks cerita hikayat bayan Sikap Sholeh yang dimiliki oleh Khojan Maimun dan Khojan Mubarak namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranak istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun. ...... Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ...b. Sikap bijaksana yang dimiliki oleh burung Bayan. Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup Berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu….… Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita- cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut bercerita, …c. Sikap gegabah Bibi Zainab yang membunuh burung tiung. Jangan terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain, dan kita harus mau mendegarkan pendapat orang Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. ... Nilai Budaya Hikayat Bayan BudimanBerikut ini 3 nilai budaya yang terdapat dalam hikayat bayan Seorang istri hendaknya patu pada perkataan Sebelum dia pergi, berpesanlah ia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, ...... Maka, pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada tiung itu hendak menemui anak raja itu. ...b. Adanya budaya perjodohan anak untuk menentukan masa depanBukti... Sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia dipinangkan dengan anak saudagar yang amat kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab. ...c. Sejak beumur lima tahun, Khojan Maimun sudah diajarkan Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ... Nilai Agama Hikayat Bayan BudimanBerikut ini 2 nilai-nilai keagamaan yang terdapat dalam hikayat bayan budiman. a. Berbaktilah kepada suami. Ketika suami merantau seorang istri harus menjaga dirinya dari laki- laki lain. Jika seorang istri pergi dengan laki- laki lain tanpa izin dari suaminya, maka dia harus Maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan Allah SWT ...… Hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya ...b. Sejak beumur lima tahun, Khojan Maimun sudah diajarkan Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ... Nilai Pendidikan Hikayat Bayan BudimanBerikut ini 2 nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam hikayat bayan Ajarkanlah anak untuk memperdalam ilmu agama sejak usia Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ...b. Nasihat yang diberikan sedikit-demi sedikit dapat meluluhkan hati yang ambisius Bibi Zainab yang sangat ingin berkencan dengan anak Raja Ajam.Bukti… Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu…… Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang dari Sinopsis Hikayat Bayan Budiman Pada suatu zaman, hidup seorang Raja di Negeri Ajam. Dia sangat kaya namun tak mempunyai seorang anak. Akhrinya dia berdoa dan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Khojan Maimun. Khojan sekolah mengaji dari umur 5 tahun samapi 15 tahun. Setelah itu ia dinikahkan dengan wanita cantik bernama Bibi Zainab. Setelah menikah, Khojan membeli seekor bayan dan tiung. Bayan dan tiung itu ditempatkan pada sebuah sangkar. Akhirnya, Khojan pergi merantau dan menitipkan istrinya pada dua unggas peliharaanya. Namun, pada saat ia pergi, Bibi Zainab bertemu dengan seorang anak raja dan ingin berkencan dengannya. Maka, Bibi Zainab berpamitan pada tiung untuk menemui anak raja itu. Namun, tidak diizinkan. Tiung itu pun dibunuhnya. Setelah itu, Bibi Zainab berpamitan pada bayan. Namun, Bayan malah bercerita tentang “bayan yang dicabut bulunya oleh istri saudagar”. Selama 24 hari ketika Bibi Zainab berpamitan untuk pergi, bayan selau bercerita. Hingga akhirnya, Bibi Zainab insyaf dan menunggu Khojan pulang. Hikayat Bayan Budiman – Bismillaahirrahmanirrahiim. Wabihinasta’inu billahita’ala. Ini hikayat daripada sahibul hikayat yang dahulu-dahulu, daripada bahasa Parsi; maka dipindahkan kepada bahasa Jawi. Sebermula ada saudagar di negara Ajam, Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Maka Khojah Mubarak pun minta do’a, katanya, “Ya Tuhanku! Jikalau kiranya aku beroleh anak, aku memberi sedekah makan segala fakir miskin dan darwis.” Hatta beberapa lamanya ia bernazar itu, maka dengan takdir Allah hendak melimpahkan rahmat di atas hamba-Nya, maka saudagar Khojah Mubarak pun beranaklah istrinya seorang laki-laki terlalu baik rupanya. Maka Khojah mubarak pun terlalu sukacita hatinya. Maka dinamakannya anaknya itu Khojah Maimun dan dipeliharakannya dengan sepertinya. Setelah datanglah umurnya Khojah Maimum lima tahun, maka terlalulah baik pekertinya serta bijaksananya. Maka diserahkannya oleh bapaknya Khojah Maimun mengaji kepada mu’alim Sabian. Hatta beberapa lamanya, maka Khojah Maimun itu pun tahulah mengaji dan terlalu fasih lidahnya serta banyak ilmu yang diketahuinya. Maka datanglah umur Khojah Maimun lima belas tahun, maka dipinanglah oleh Khojah Mubarak anak seorang saudagar, amatlah kayanya, dalam negeri Ajam itu juga, dan anaknya itu amatlah elok parasnya, namanya Bibi Zainab. Maka Khojah Maimun itu pun dinikahkan dengan anank saudagar itu. Maka duduklah Khojah Maimun berkasih-kasihan dengan istrinya Bibi Zainab itu. Hatta beberapa lamanya Khojah Maimun beristri itu, kepada suatu hari ia pergi bermain-main ke pekan, maka bertemu dengan seorang laki-laki membawa burung bayan jantan seekor. Maka kata Khojah Maimun, “Hai laki-laki. Engkau jualkah burung itu?” Maka sahut laki-laki itu, “Jikalau sampai harganya, hamba jual juga.” Baca Juga Pengertian Hikayat +Karakteristik dan Kebahasaan yang Digunakan Maka kata Khojah Maimun, “Berapa harga-harga nya?” Maka kata laki-laki itu, “Seribu dinar bayan hamba ini harganya.” Maka tersenyumlah Khojan Maimun, lalu ia bertanya, “Adakah orang mau membeli burung yang segenggam ini seribu dinar? Layaknya unggas ini makanan kucing juga.” Setelah bayan itu mendengar kata Khojah Maimun, maka katanya,“Hai Khojah Maimun! Sungguhlah hamba ini sekepal, tetapi hati hamba di mana tuan hamba tahu? Akan sekalian alam ini di bawah tilik hamba dan hamba ini bukannya seperti unggas yang lain; tetapi bukan hamba ini daripada unggas surga dan bukan daripada bangsa malaikat, dan bukan hamba ini daripada jin, tetapi hamba Allah ta’ala, senantiasa memuji-muji Alla azza wajalla; dan akan hati hamba ini, yang akan datang sepuluh hari, sudah hamba ketahui sebarang halnya. Adapun akan sekarang ini tiga hari lagi datanglah kafilah dari negeri Babal hendak membeli dagangan yang bernama sanbal-sanbal. Jikalau Tuan hamba mau membeli hamba, bertangguhlah dahulu kepada orang yang menjual hamba ini, dan Tuan Hamba kampungkanlah sanbal dalam negeri ini; apabila datang kafilah-kafilah itu, tuan hamba juallah, insya Allah daripada laba sanbal itulah tuan hamba belikan hamba.” Setelah Khojah Maimun mendengar kata bayan ini, terlalulah sangat sukacitanya, seraya berkata kepada laki-laki itu, “Tuan hamba berikanlah hamba burung ini; dari hal harganya hamba minta bertangguhlah dahulu.” Maka kata orang itu, “Ambillah oleh tuan hamba.” Maka Khojah Maimun mengambil bayan itu, dibawanya kembali kerumahnya, serta diperbuatkannya sangkaran terlalu indah-indah. Setelah sudah, maka Khojah Maimun pun menghimpunkan dagangan yang bernama sanbal itu, mana-mana yang ada di dalam negeri Ajam itu habis dibelinya. Hatta datang ketiga harinya, maka datanglah kafilah dari negeri Babal hendak membeli dagangan sanbal beberapa kafilah, tiada dapat kepada tempat lain, hanyalah kepada Khojah Maimun juga. Maka terlalulah sangat sukacita hati Khojah Maimun beroleh laba ganda berganda itu; maka dibayarnyalah harga bayan itu. Hatta beberapa lamanya di antara itu, kepada suatu hari Khojah Maimum berjalan di pekan; maka ia bertemu pula orang berjual burung tiung betina seekor. Maka dibelinya oleh Khojah Maimun, lalu dibawanya pulang ke rumahnya, ditaruhkannya hampir sangkaran bayan itu juga. Alkisah maka diceritakan oleh orang yang empunya cerita ini, adapun Khojah Maimun selama ia beroleh dua ekor unggas itu, maka sehari-hari tiada khali emas datang bertimbun-timbun seperti bukit. Maka akan Khojag Maimun itu, sehari-hari ia mendengarkan hikayat daripada kedua ekor burung itu, berbagai-bagai yang ajaib-ajaib dihikayatkannya. Sekali peristiwa, pada suatu hari Khojah Maimun itu duduk berkata-kata dengan dua ekor unggas itu akan peri hal ihwal manfaat perniagaan di laut. Maka Khojah Maimun pun berahilah rasa hatinya; pada ketika itu juga ia hendak pergi berlayar Maka ia pun pergilah mendapatkan istrinya, seraya katanya, “Hai kekasihku!” Ketahuilah olehmu, bukankah manusia itu selama-lamanya tiada dapat tiada akan berpindah juga dan tiada kekal kepada sesuatu masa?” Karena segala hartanya yang dihimpunkannya itu, semuanya, jika tiada dicari tambahannya, niscaya berkuranglah juga adanya. Bermula segala orang yang tiada berdirham tiada manfaat hajatnya, karena dirham itu menanggung sukaan pekerjaannya. Sekarang hamba dengar perniagaan laut itu terlalu besar labanya daripada perniagaan di darat. Berilah izin akan daku olehmu, supaya aku pergi berlayar.” Maka sahut istrinya, “Benar semata seperti kata tuan hamba itu, tetapi sungguhpun perniagaan di laut itu besar labanya, bahayanya pun amat besar. Tiada seharusnya tuan hamba pergi. Karena harta dunia ini, nyawa yang mulia terserling ke dalamnya. Karena dirham itu kongkong segala yang bebal; adalah ia seumpama air yang manis, makin diminum bertambahlah dahaga olehnya; syahdan warnanya pun kuning, seperti muka orang durjana. Tetapi jikalau tuan hamba hendak berlayar, sayogianya hamba dibawa oleh tuan hamba, karena kami perempuan ini seperti umpama kaus, jika tinggal kaus itu, niscaya binasalah kaki.” Baca Juga Hikayat Si Miskin Maka kata Khojah Maimun, “Hai nyawaku dan buah hatiku dan cahaya mataku! Amat benarlah kata tuan hamba itu; tetapi akan hal kita manusia hidup di dalam dunia ini, jikalau tiada emas itu kiranya dapat menghasilkan segala kehendak yang dimaksudkan; harta itu tiada, kita cari juga. Adalah hamba dengan tuan hamba, seperti hamparan dengan pintu, binasa hamparan itu pintu binasalah pula, dan rumahnya pun tiadalah kebajikan lagi. Adapaun akan hamba pergi ini, hati hamba ke belakanglah, melainkan diperbanyak-banyak do’a tuan hamba kepada Allah subhanahu wa ta’ala; dan tuan hamba pun telah hamba serahkanlah kepada Tuhan seru sekalian alam. Tetapi amanat hamba jikalau ada barang suatu pekerjaan hendaklah tuan hamba mufakat dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, hai nyawaku, karena fitnah dunia ini amat besar lagi terlalu tajam daripada senjata.” Setelah sudah Khojah Maimun berpesan itu, maka ia pun bermohonlah kepada istrinya, lalu dipeluk diciumnya akan istrinya itu, air matanya bercucuran habis basah kain bajunya. Maka lalulah diserahkan istrinya kepada dua ekor unggas itu, seekor bernama Bayan Budiman dan seekor bernama Tiung Rencana. Setelah sudah, maka Khojan Maimun pun pergilah berlayar. Hatta beberapa lamanya sepeninggal Khojah Maimun itu berlayar, maka dengan takdir Allah subhanahu wa ta’ala atas hambanya, maka pada suatu hari istri Khojah Maimun, yaitu Bibi Zainab, ia pun berceritalah akan suaminya yang pergi, karena beberapa lamanya tiada datang daripada berlayar itu. Maka ia pun naiklah duduk pada tingkap mahligai itu berangin-angin seraya memandang ke jalan raya. Syahdan kepada ketika itu, maka anak raja di dalam negeri Ajam itu pun lalulah berkuda, dihampirinya sisi mahligai itu. Maka anak raja itu pun sedang memandang ke atas mahligai itu. Maka sama bertemu mata sama mata, terpandanglah muka sama muka. Demi dilihat anak raja itu rupa Sitti Zainab itu terlalu elok lagi baik parasnya, maka anak raja itu pun tersenyum. Maka Sitti Zainab pun tersenyum pula. Maka dengan takdir Allah ta’ala anak raja itu berahilah di dalam hatinya akan istri Khojah Maimun itu, dan akan Sitti Zainab pun tersangkutlah pada hatinya rupa anak raja itu. Setelah itu, maka anak raja itu pun menyimpanglah ke rumah seorang perempuan tua. Setelah sampai, maka kata anak raja itu, “Hai ibuku! pergi apalah ibuku, kusuruhkan, kepada istri Khojah Maimun itu; katakan padanya aku berkehendak dia dengan sesungguhnya, tiada boleh tidak; bagaimana juga daya upaya ibukulah akan meluluskan maksudku itu.” Setelah didengar oleh orang tua itu demikian kata anak raja itu, maka orang tua itu pun dengan segeralah ia pergi mendapatkan istri Khojah Maimun itu. Setelah ia sampai kepada Bibi Zainab, maka dikhabarkannya segala pesan perkataan anak raja itu, semuanya habis disampaikan orang tua itu serta lagi dengan beberapa pantung seloka madah dan syair akan memberi gairat dan berahinya, dengan pujuk yang lemah-lembut, serta dengan manis mukanya meletakkan segala perkataan itu yang memberi asyik berahi hati Bibi Zainab itu. Setelah didengar oleh Bibi Zainab akan segala perkataan orang tua itu, maka hatinya pun terikatlah akan anak raja itu dan api yang bernama asyik itu pun bernyalalah di dalam dadanya, Maka Sitti Zainab pun berkehendaklah akan anak raja itu, seraya berkata, “Hai ibuku! Pergilah katakan kepada anak raja itu, bahwa sekarang lagi siang hari, kalau-kalau dilihat orang banyak! Maka malam sekaranglah hamba pergi menghadap anak raja itu, tetapi jangan ibuku katakan kepada seorang jua pun rahasia ini.” Setelah orang tua itu mendengar kata istri Khojah Maimun demikian itu, maka ia pun segeralah kembali menghadap anak raja itu dengan sukacitanya. Sebermula maka tersebutlah perkataan istri Khojah Maimun itu. Setelah hari malam, maka ia pun memakailah pakaian yang amat indah-indah serta bau-bauan yang amat harum baunya, akan ia hendak pergi mendapatkan anak raja itu. Setelah sudah, lalu ia pun turunlah keluar hendak berjalan. Maka ia pun teringatlah akan pesan suaminya itu, lalu ia pergi kepada burung tiung itu seraya kayata, “Hai Tiung! Beri apalah kira bicaramu, bahwa aku sangat berahi akan anak raja itu; karena itulah aku hendak mendapatkan dia pada malam ini.” Maka diceritakanlahnyalah perihal berahinya itu. Setelah didengar oleh tiung kata Bibi Zainab itu, maka ia pun menampar-nampar dadanya dengan sayapnya, seraya katanya, “Ya tuan, yang kasih molek, Sitti yang baik rupa! Pekerjaan apakah yang tuan hamba kerjakan ini? Tiadakah tuan takut akan Allah subhanahu wa ta’ala dan tiadakah malu akan Nabi Muhammad, maka tuan hendak mengerjakan maksiat, lagi dijarangkan Allah ta’ala dan ditegahkan Rasulullah sallallahu alaihi wassalam? Istimewa pula sangat kejahatan, dan tiada wajib atas segala perempuan membuat pekerjaan yang demikian itu. Tiadakah tuan mendengar di dalam Quran dan kitab Hadis Nabi, maka barang siapa perempuan yang menduakan suaminya, bahwa sungguhnya disulakan oleh malaekat di dalam neraka jahanam seribu tahun lamanya? Sebagai lagi pula, tiadakah tuan malu akan segala makhluk di dalam dunia ini, karena tuan istri saudagar? Sabar apalah tuan dahulu, karena hampirlah suami tuan datang, insya Allah bangat juga; jikalau diketahuinya tiadakah tuan takut mati dibunuhnya? Alangkah aibnya nama tuan disebut segala isi alam dunia ini!” Baca Juga Kalimat Simpleks dan Kompleks Setelah sudah istri Khojah Maimun mendengar kata tiung maka ia pun terlalulah marah, katanya,”Kerma bagimu! Tiada engkau tahu akan hal hati orang berahi? Kusangkakan engkau ada menaruh timbang rasa, karena sama perempuan.” Maka disentakkannya tiung itu dari dalam sangkarnya, lalu diempaskannya ke bumi. Maka tiung itu pun matilah. Setelah dilihat oleh bayan kelakuan Bibi Zainab membunuh tiung itu tiada dengan semena-menanya, maka ia pun mendiamkan dirinya, pura-pura tidur. Maka Bibi Zainab pergilah mendapatkan bayan serta dibangunkannya. Maka bayan pun pura-pura terkejut, seraya katanya, “Apakah pekerjaan tuan datang kemari dalam malam kelam ini? Tiadakah tuan takut membangunkan hamba tuan sedang lelap tidur ini? Apakah maksud tuan yang besar, maka datang ini? Dan hendak ke mana gerangan tuan ini?” Maka oleh istri Khojah Maimun segala perinya berahi akan anak raja itu dikatakannya, ujarnya. “Aku hendak pergi mendapatkan anak raja itu, karena sangatlah asyik berahinya hatiku akan dia. Betapakah bicaramu, hai bayan yang bijaksana?” Setelah didengar bayan kata istri Khojah Maimun demikian itu, maka ia pun berpikir seketika di dalam hatinya, “Jikalau tiada kuturutkan kehendak perempuan celakan ini, kalau-kalau aku pun diperbuatnya seperti tiung itu! Jikalau demikian, baiklah kuperlalaikan dan kusukakan hatinya dengan barang daya upayaku.” Setelah sudah ia berpikir demikian itu, maka ujarnya, “Ayuhai Sitti yang baik paras! Jikalau demikian itu, baiklah tuan pergi dengan segeranya mendapatkan anak raja itu yang tuan puan sudah berjanji dengan dia, supaya dia jangan tuan mungkir kata kepada anak raja itu. Dan tuan terlalu sekali bebal oleh bertanya kepada tiung itu, sebab karena ia pun betina; walapun sebagaimana sekalipun, adalah juga ia menaruh dengki akan tuan; jikalau sudah terlanjur niscaya binasalah tuan, maka ialah kelak akan memberi tahu kepada suami tuan. Adapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya; jika datang suami tuan pun, tiada mengapa, daripada hamba ini pun hendak berbuat bakti kepada tuan dan berbuat muka kepada suami tuan itu. Baiklah tuan segera pergi, kalau-kalau lamalah anak raja itu menantikan tuan, karena ia hendak bertemu dengan tuan. Apakah dicari oleh segala manusia di dalam dunia ini, melainkan martabat, kebesaran, dan kekayaan? Adakah yang lebih daripada martabat anak raja? Tetapi dengan ikhtiar juga maka sempurnalah adanya. Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar, demikianlah adanya.” Maka sahut Bibi Zainab, “Hai bayan! Bagaimana ceritanya hikayat bayan yang dicabut oleh istri saudagar itu?” Maka kata bayan itu, “Mengapakah maka tuan hamba hendak mendengar cerita bayan itu? Tiadakah lama kelak anak raja itu menantikan tuan? Baiklah tuan segera pergi dahulu. Insya Allah esok harilah hamba ceritakan.” Maka kata Bibi Zainab itu, “Hai bayan jikalau ada kasih akan daku, berceritalah engkau dahulu sekarang, supaya aku pergi.” Maka di dalam hati bayan itu, “Jikalau demikian, insya Allah ta’ala dapatlah aku perlalaikan perempuan ini.” Baca Juga Buku Bayan Budiman Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 050059 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7840055c3cb76c • Your IP • Performance & security by Cloudflare

identifikasi karakteristik hikayat bayan budiman